Bersatu Lawan Cyberbullying: Seruan Bupati Pringsewu untuk Kolaborasi Lindungi Generasi Muda

Daerah255 Dilihat

ETIK NEWS— Cyberbullying kini menjadi ancaman nyata di tengah pesatnya perkembangan dunia digital. Melihat dampak yang semakin luas dan serius, Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas menyerukan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menanganinya secara menyeluruh.

Dalam acara Sosialisasi Cyberbullying yang digelar di Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI), Riyanto menegaskan bahwa fenomena ini tidak bisa ditangani sendirian. “Kita butuh kolaborasi antara pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat. Semua harus ikut terlibat,” tegasnya di hadapan ratusan peserta, Senin (12/5).

Teknologi: Pedang Bermata Dua

Riyanto menyebutkan, kemajuan teknologi digital memang telah membawa banyak manfaat—mulai dari peningkatan produktivitas, akses informasi, kemudahan komunikasi, hingga kemajuan layanan pendidikan dan kesehatan. Namun, sisi gelapnya tak kalah signifikan.

“Di balik kecanggihan itu, ada tantangan serius: pengangguran karena otomasi, kecanduan digital, kerentanan privasi, dan cyberbullying yang menyasar anak-anak hingga remaja,” ujar Riyanto.

Cyberbullying: Luka Tak Terlihat, Dampak Nyata

Cyberbullying sering kali luput dari perhatian karena terjadi di ruang maya. Namun efeknya sangat nyata: korban bisa mengalami tekanan psikologis, trauma sosial, hingga depresi. Karena itu, Pemkab Pringsewu menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan sosialisasi yang menyasar kalangan muda ini.

Dalam forum yang turut dihadiri Wakil Bupati Umi Laila, Ketua TP-PKK Rahayu Sri Pamungkas, jajaran Forkopimda, pihak rektorat UMPRI, serta para narasumber pakar digital, Bupati menekankan bahwa pencegahan harus dimulai dari pendidikan dan pengawasan sejak dini.

“Anak-anak harus diberi pemahaman tentang etika bermedia sosial, cara melindungi diri, dan bagaimana bertindak jika menjadi korban atau menyaksikan kasus perundungan digital,” jelasnya.

Ajakan untuk Bertindak Nyata

Lebih lanjut, Riyanto mengajak para pendidik, orang tua, hingga komunitas digital untuk aktif menciptakan ruang digital yang aman dan bijak.

“Dengan kerja sama dan komitmen, kita bisa mencetak generasi yang bukan hanya cerdas dan kreatif, tapi juga bertanggung jawab secara sosial di era digital ini,” tandasnya.

Langkah Nyata dari Pringsewu

Sosialisasi ini menjadi langkah awal dalam kampanye besar melawan cyberbullying di Kabupaten Pringsewu. Program lanjutan direncanakan akan menyasar sekolah-sekolah dan komunitas remaja, melibatkan pemangku kebijakan hingga organisasi masyarakat.

Dengan gerakan kolektif dari akar rumput hingga pembuat kebijakan, Pringsewu ingin menjadi contoh bagaimana daerah bisa memerangi cyberbullying secara terstruktur, menyeluruh, dan berkelanjutan.


Ingin saya bantu membuat konten media sosial atau poster edukasi dari artikel ini?