Mendes Gandeng UEA: Bareng-bareng Bangun Ketahanan Pangan dari Desa!

Daerah316 Dilihat

ETIK NEWS-  Menteri Desa PDTT Yandri Susanto ngajak Uni Emirat Arab (UEA) buat kolaborasi bareng dalam program ketahanan pangan desa. Bukan cuma soal panen melimpah, tapi ini langkah strategis buat bangun kedaulatan pangan Indonesia—dari akar rumput alias desa!

Ajakan ini disampaikan langsung saat Mendes Yandri nerima kunjungan Duta Besar UEA, Abdullah Salem Al Dhaheri, di kantor Kemendes PDTT. Suasananya chill tapi serius, karena yang dibahas itu menyangkut masa depan desa dan dapur rakyat.

“Desa itu benteng pertama kita dalam urusan pangan. Jadi harus kuat. UEA bisa banget jadi partner buat bangun pertanian dan peternakan berbasis komunitas,” ujar Pak Yandri dengan semangat.


 Fokusnya? Pangan, Energi, dan Teknologi!

Pak Menteri bilang, banyak potensi desa kita yang belum tergarap maksimal. Padahal dari hortikultura sampai energi terbarukan (kayak biomassa), semuanya ada di sana. Nah, harapannya, UEA bisa bantu dari sisi teknologi pertanian, green house, dan infrastruktur buat dukung ketahanan pangan.

Pemerintah juga lagi gas pol dengan program Desa Mandiri Pangan, biar desa bisa mandiri secara pangan, nggak tergantung pasokan dari luar, dan siap hadapi krisis pangan maupun iklim.


 UEA: Let’s Gooo!

Dubes UEA, Al Dhaheri, merespons positif ajakan ini. Katanya, kerja sama di sektor pedesaan adalah peluang besar. Desa-desa di Indonesia punya potensi keren di pertanian organik, peternakan, dan UMKM berbasis hasil bumi.

“Kami excited banget! Masalah pangan itu global, tapi solusi harus lokal. Kerja sama ini bisa jadi role model internasional,” kata Al Dhaheri.


 Langkah Awal: Studi + Proyek Percontohan

Keduanya sepakat untuk bikin tim teknis gabungan. Tim ini bakal cari desa potensial buat dijadikan pilot project—mulai dari transfer teknologi, pelatihan petani muda, sampai pengembangan infrastruktur berbasis digital dan teknologi ramah lingkungan.

Program ini difokuskan ke desa-desa yang rentan krisis pangan dan terdampak perubahan iklim, terutama di wilayah timur Indonesia. Jadi, gak cuma panen raya, tapi juga bangun masa depan desa yang lebih tangguh dan mandiri!***