Tanggamus Luncurkan “Gertak Mata Babe”: Gerakan Serentak Menanam Bawang dan Cabai Demi Tekan Inflasi

Daerah316 Dilihat

ETIK NEWS – Pemerintah Kabupaten Tanggamus resmi meluncurkan program inovatif bertajuk Gerakan Serentak Menanam Tanaman Bawang dan Cabai (Gertak Mata Babe), Selasa (13/5/2025), sebagai strategi nyata untuk mengendalikan inflasi dan membangun kedaulatan pangan dari pekarangan rumah warga.

Peluncuran ini ditandai dengan penanaman perdana bawang merah di Pekon Banjarsari, Kecamatan Wonosobo, oleh Wakil Bupati Tanggamus yang mewakili Bupati Drs. Hi. Moh. Saleh Asnawi. Kegiatan dihadiri oleh jajaran OPD, Forkopimcam, tokoh masyarakat, serta puluhan Kelompok Tani (Poktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT).

“Tanggamus masih bergantung pada pasokan dari luar untuk komoditas dasar seperti bawang dan cabai. Padahal, tanah kita subur dan potensial. Ini harus kita ubah bersama,” ujar Wabup dalam sambutannya.

Berdasarkan data BPS 2024, kebutuhan tahunan bawang merah di Tanggamus mencapai 1.716 ton, sementara produksi lokal hanya 61,4 ton. Untuk cabai, kebutuhan mencapai 2.760 ton, namun baru terpenuhi sekitar 1.083 ton. Kondisi ini menjadikan Tanggamus rentan terhadap fluktuasi harga dan krisis pasokan.

Wabup mengajak seluruh masyarakat menanam minimal lima polybag bawang atau cabai di pekarangan rumah masing-masing. Menurutnya, jika dilakukan serentak, gerakan ini bisa menjadi solusi konkrit menurunkan pengeluaran rumah tangga sekaligus menopang ketahanan pangan daerah.

“Bayangkan jika setiap rumah di Tanggamus menanam. Biaya dapur turun, inflasi teredam, dan petani lokal ikut terbantu,” tambahnya.

Tak hanya itu, Pemkab juga mendorong BUMDes dan Koperasi Merah Putih Desa untuk terlibat sebagai mitra penyerapan hasil panen warga.

Program Gertak Mata Babe diusung sebagai gerakan gotong royong ekonomi rakyat, bukan sekadar proyek jangka pendek. Dengan mengusung semangat budaya kerja “Jalan Lurus”, Pemkab menargetkan lonjakan produksi lokal dalam 1–2 tahun ke depan.

Acara ditutup dengan penanaman simbolis oleh pejabat daerah dan kunjungan ke lahan percontohan Poktan Bunga Karya, yang akan dijadikan model pengembangan gerakan ini di seluruh kecamatan.***